SEJARAH 1)
Seminari Menengah Santo Antonius, Cadas Hikmat- selanjutnya disebut sebagai Seminari Menengah Cadas Hikmat- diresmikan bertepatan pada Minggu Misi pada 19 Oktober 1947 oleh Mgr. J.H Goumans, OSC. Nama Antonius dari Padua dipilih sebagai pelindung Seminari Cadas Hikmat sesuai dengan nama pelindung rektor seminari saat itu, yakni Pastor A.Y. Piets, OSC.
Awalnya pendirian seminari ini untuk mendidik para calon imam OSC. Namun pada tahun 1950 seminari ini dijadikan Seminari Menengah yang menerima siswa lulusan Sekolah Rakyat. Pada tahun ini juga seorang tenaga pengajar awam, Bapak. Eduardus Sabda, mulai mengajar di seminari. Ada kemungkinan bahwa nama “Cadas Hikmat” berasal dari Bapak E. Sabda.
Pada awal 1967 Cadas Hikmat pindah ke kawasan Baru Adjak di Lembang. Di sini fasilitas dan sarana serta prasarana dapat dikatakan lengkap. Ada satu gedung besar yang memuat kapel, sakristi, kamar-kamar tidur para pastor dan kamar-kamar tidur siswa seminari, ruang rekreasi yang besar, ruang makan para pastor, ruang makan seminaris, dan dapur. Satu gedung besar lain digunakan untuk kelas-kelas dan ada satu bangunan tambahan untuk kamar-kamar mandi dan WC. Di seberang jalan seminari ada lapangan luas yang bisa dipakai untuk main sepak bola dan main voli sekaligus. Sayang seminari di Lembang hanya bertahan selama dua tahun saja. Karena satu dan lain hal, pada akhir ajaran 1968 (Bulan Desember) seminari Lembang harus ditinggalkan. Untuk sementara, pada awal tahun 1969 siswa seminari tingkat SMP dititipkan di asrama putra St. Servatius, Cicadas. Sementara siswa tingkat SMA tinggal di rumah masing-masing namun tetap dalam bimbingan.
Pada awal tahun ajar 1970 seminari menempati tempat baru di Jl. Pasir Kaliki No. 68-72 yang dipimpin oleh Pastor Schellekens, OSC. Jumlah seminaris di tempat ini mengalami perkembangan yang cukup baik. Namun pada tahun 1978 seminari tidak menerima siswa baru karena memang tidak ada yang mendaftar. Rumah seminari dihuni oleh Katekis Bpk. Hendrito sampai tahun 1988.
Pada tahun 1982-1984, seminari sempat pindah ke Jl. Windu. Di tempat ini jumlah seminaris pun tidak berkembang. Bahkan tercatat pada tahun-tahun ini siswanya pernah hanya tinggal 1 (satu) orang saja. Lalu pada 1984, seminari pindah lagi ke Jl. Pasir Kaliki dengan Bpk. Hendrito- yang sudah tinggal di sana sebelumnya- sebagai pembimbingnya.
Pada tahun 1990, atas persetujuan Uskup Bandung saat itu- Mgr. Alexander Djajasiswaja, dibangun sebuah gedung baru seminari di Jl Gudang Utara, Gg. Daradiredja 14/39, RT 01 RW 05, Kelurahan Merdeka, Bandung. Yang menjadi pendamping di seminari ini diawali oleh Pastor Thomas Maman Suharman, OSC. Pada pertengahan 2015 rektor seminari dipercayakan kepada Pastor Agustinus Sugiharto, OSC. Sampai tahun 2016, jumlah seminaris hanya 2 (dua) orang.
Mgr. Antonius Subianto, OSC, sebagai Uskup Bandung saat ini, berkehendak bahwa Seminari Menengah Cadas Hikmat dapat lebih berkembang pada tahun-tahun mendatang. Untuk itu, sejak awal tahun 2016 telah dibentuk penanggungjawab khusus dalam rangka pengembangan Seminari Menengah Cadas Hikmat. Pada Juni 2016 Seminari Menengah Cadas Hikmat dialihkan ke gedung bekas Seminari Tinggi Fermentum di Jl. Surayalaya Sari 5, Buah Batu – Bandung.
1 *) Dikutip dari tulisan Pastor Th. Maman Suharman, OSC dalam buku “Eduardus Sabda – Abah yang Bersabda dan Bersahaja”, Teha Sugiyo dan Anjar Anastasia, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015, hlm. 181-191